UJI KARBOHIDRAT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
UJI KARBOHIDRAT
DISUSUN OLEH
NAMA : SARI SURYA GUMA SRI
NPM : F0I020056
KELAS : 1B
DOSEN
PENGAMPU : SUCI RAHMAWATI, M.Farm.,Apt.
PRODI D3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2020/2021
A.
TUJUAN
1.Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan.
2.Mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada
identifikasi karbohidrat
B.
LANDASAN
TEORI
A. Karbohidrat
Menurut Irawan (2007), karbohidrat merupakan
senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah
satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam
tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar
4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian
akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti
bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai
aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja.
Karbohidrat berasal dari pengertian atom
karbon yang terhidrasi dengan rumus (CH2O)n. Tetapi pengertian ini sebenarnya
sudah tidak tepat lagi karena banyak senyawa karbohidrat yang tidak mengandung
atom hidrogen dan oksigen dengan perbandingan 2:1, misalnya gula deoksiribosa
yang mempunyai rumus C5H10O4. Disamping itu banyak pula karbohidrat yang
mengandung atom lain seperti nitrogen, sulfur dan lain-lain yang menunjukkan
tidak sesuainya dengan rumus karbohidrat tersebut. Walaupun demikian, nama
karbohidrat ini sampai sekarang masih terus dipergunakan (Girindra, 1990).
Menurut Yazid dan Nursanti (2006) bahwa dari rumus umum
karbohidrat, dapat diketahui bahwa senyawa ini adalah suatu polimer yang
tersusun atas monomer-monomer. Berdasarkan monomer yang menyusunnya,
karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu monosakarida, disakarida dan
polisakarida.
a.
Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis
karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1 gugus cincin. Contoh dari
monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh manusia adalah glukosa,
fruktosa dan galaktosa. Glukosa di dalam industri pangan lebih dikenal sebagai
dekstrosa atau juga gula anggur. Di alam, glukosa banyak terkandung di dalam
buah-buahan, sayuran dan juga sirup jagung. Fruktosa dikenal juga sebagai gula
buah dan merupakan gula dengan rasa yang paling manis. Di alam fruktosa banyak
terkandung di dalam madu (bersama dengan glukosa), dan juga terkandung diberbagai
macam buah-buahan. Sedangkan galaktosa merupakan karbohidrat hasil proses
pencernaan laktosa sehingga tidak terdapat di alam secara bebas. Selain sebagai
molekul tunggal, monosakarida juga akan berfungsi sebagai molekul dasar bagi
pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati (starch) atau selulosa.
b. Disakarida
Disakarida merupakan jenis karbohidrat
yang banyak dikonsumsi oleh manusia di dalam kehidupan sehari-hari. Setiap
molekul disakarida akan terbentuk dari gabungan 2 molekul monosakarida. Contoh
disakarida yang umum digunakan dalam konsumsi sehari-hari adalah sukrosa yang
terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa dan fruktosa dan juga laktosa yang
terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa & galaktosa, kemudia maltosa yang
terdiri dari 2 molekul glukosa . Di dalam produk pangan, sukrosa merupakan
pembentuk hampir 99% dari gula pasir atau gula meja (table sugar) yang biasa
digunakan dalam konsumsi sehari-hari sedangkan laktosa merupakan karbohidrat
yang banyak terdapat di dalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml.
c. Polisakarida
Polisakarida disebut juga glikan,
yang berbeda dalam kandungan unit monosakarida, panjang rantai, dan
percabangan. Terdapat dua jenis polisakarida yaitu homopolisakarida yang
mengandung hanya satu jenis unit monomer contoh pati yang mengandung hanya unit
D-glukosa, dan heteropoli sakarida yang mengandung dua atau lebih jenis
monosakarida yang berdeda, contoh asam hialuronat pada jaringan pengikat, yang
mengandung secara berganti-ganti residu dari dua jenis gula. Polisakarida
penyimpan yang paling penting adalah pati yang khas sebagai polisakarida
tanaman dan glikogen pada hewan. Pati dan glikogen terdapat dalam sel dalam
bentuk gumpalan atau granula (Haribi R, 2009).
C. Fungsi Karbohidrat
Menurut Budianto (2009), dalam konteks
imu gizi karbohidrat mempunyai fungsi yang cukup banyak, diantaranya adalah :
- sebagai sumber energi utama (1 gr = 4 kalori),
- Ikut terlibat dalam metabolisme lemak (terkait dengan
sintesis lemak),
- Menghemat protein (protein spatter). Jika asupan karbohidrat
mencukupi tubuh akan terhindar dari glukoneogenesis asam amino,
- Glukosa sebagai sumber energi utama bagi otak dan
sistem syaraf,
- Sebagai energi cadangan dalam bentuk glikogen
(glikogenesis) yag disimpan di hati dan otot,
- Serat berfungsi memperbaiki kinerja peristaltik usus
dan pemberi muatan pada sisa makanan, punya efek hipolipidemik, efek
hipoglikemik dan lain sebagainya.
D.Uji
karbohidrat
Uji kandungan karbohidrat Berdasarkan
sifat-sifat karbohidrat dan reaksireaksi kimia yang spesifik, karbohidrat dapat
dianalisis menggunakan uji benedict digunakan untuk mengidentifikasi
karbohidrat melalui reaksi gula pereduksi. Larutan alkali dari tembaga
direduksi oleh gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas, dengan
membentuk kupro oksida berwarna. Larutan benedict dilakukan pada suasana
basayang menyebabkan terjadinya transformasi isomerik. Pada suasana basa,
reduksi ion Cu2+ dari CuSO4 oleh gula pereduksi akan berlangsung dengan cepat
dan membentuk Cu2O yang merupakan endapan merah bata. Selain dengan uji
benedict, karbohidrat dapat diidentifikasi dengan uji molisch, uji seliwanoff,
uji fehling, dan uji iodium.
Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat adalah test Molisch. Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, test ini bisa dilakukan untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksi dengan alphanaftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasi dengan alphanaftol untuk membentuk produk berwarna (Pranata, 2004).
Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi merah bata. Benedict reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya reagean akan menimbulkan endapanmerah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap warna endapan (Wahyudi, 2005).
Uji Iodine digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi Iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang positif akan menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali (Monruw, 2010).
III. Alat dan Bahan
Alat :
1. Rak tabung reaksi
2. Tabung reaksi
3. Plat tetes
4. Pipet tetes
5. Hot plate
6. Beaker glass
7. penjepit tabung reaksi
kertas label
Bahan :
1. tepung terigu
2. tepung kanji
3. tepung beras
4. mangga
5. gom arab
6. glukosa
7. laktosa
8. larutan iodium
9. benedict
10. fheling A dan fheling B
IV. Prosedur Kerja
Uji Iodium
1. Pada plat tetes diteteskan karbohidrat yang akan diuji, masing-masing sebanyak 2 tetes.
2. Larutkan karbohidrat yang akan di uji di tetesi 2 tetes larutan iodium
3. Perubahan warna pada larutan di atas (larutan karbohidrat) dibandingkan dengan larutan iodium sendiri.
Uji Benedict
1. 2 ml benedict dituangkan ke dalam tabung reaksi
2. Kemudian 7 tetes karbohidrat diteteskan pada masing-masing tabung reaksi.
3. Larutan didihkan selama 5 menit
4. Amati warna dan endapan pada larutan yang sudah didihkan
Uji fheling A dan fheling B
1. Teteskan karbohidrat sebanyak 2 tetes ke dalam plat tetes.
2. Tiap-tiap larutan ditetesi fheling A dan untuk uji fheling B juga sama
3. Kemudian, amati perubahan warna pada larutan karbohidrat bandingkan dengan fheling A dan juga fheling itu sendiri
V. Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil
Iodium
Iodium = kuning keruh
NO | Keterangan | hasil |
1. | Tepung terigu 2 tetes + iodium 2 tetes | Ungu muda |
2. | Tepung kanji 2 tetes + iodium 2 tetes | Ungu muda |
3. | Tepung beras 2 tetes + iodium 2 tetes | Ungu muda |
4. | Mangga 2 tetes + iodium 2 tetes | Kuning |
Benedict
No | Keterangan | Hasil |
1. | Benedict + mangga | Terdapat endapan berwarna oren |
2. | Benedict + tepung beras | Terdapat endapan berwaarna biru |
3. | Benedict + tepung kanji | Tidak terdapat endapan berwarna biru |
4. | Benedict + tepung terigu | Terdapat endapan berwarna biru tua |
5.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian karbohidrat dengan uji iodine dan uji benedict. Uji ini efektif untuk senyawa-senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam peka mejadi senyawa furfural atau senyaw furfural yang tersubstitusi seperti hidroksi seperti hidroksimetil furfural, preaksi Molisch terdiri dari α-naftol dalam alkohol yang akan bereaksi dengn furfurl yang membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat. Tujuan ditambahkannya asam sulfat pekat adalah untuk menghidrolisa ikatan pada sakarida agar menghasilkan furfurl. Apabila suatu larutan uji menunjukkan adanya cincin berwarna ungu maka larutan tersebut positif mengandung karbohidrat. Larutan yang bereaksi psitif akan menghasilkan cincin berwarna ungu ketika direaksikan dengan α-naftol dan asam sulfat pekat (Pratama,2003). Sumardjo (2006) menyatakan bahwa warna violet atau ungu terbentuk karena adanya karbohidrat. Perbedaan antara hasil pengamatan percobaan dengan literature kemungkinan disebabkan oleh kesalahan praktikan pada saat mengikuti prosedur kerja seperti pada proses penggojogan yang terlalu cepat atau kelebihan asam sulfat (H2SO4)
Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan (karbohidrat) pereduksi. pereduksi adalah tepung beras, tepung kanji, tepung terigu dan mangga yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai. pereduksi bereaksi dengan pereaksi maka akan menghasilkan endapan berwarna merah bata. pereduksi didasarkan pada prinsip reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Dari hasil pengamatan percobaan bereaksi positif terhadap uji Benedict. pereduksi bereaksi positif disebabkan karena pereduksi mampu mereduksi senywa pengoksidasi, dimana yang pereduksinya adalah ujung yang mengndung aldehida. Hal ini sesuai dengan literature Anam, dkk (2013) bahwa reduksi adalah monosakarida (glukosa,fruktosa,dan galaktosa), glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dan mengendap sebagai Cu2O yang berwarna merah bata.
Uji yang terakhir yaitu uji Iodin. Uji Iodin bertujuan untuk mengetahui kandungan polisakarida. Berfungsi untuk mendeteksi kandungan amilosa atau amilum yang ditandai dengan warna biru atau ungu pekat. Hasil pengamatan percobaan menunjukan bahwa pati 1% karena positif terhadap larutan iodin, Pati menunjukan reaksi positif terhadap larutan iodine karena dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Hal inilah yang menyebabkan pati menghasikan warna ungu kehitaman atau ungu pekat pada saat percobaan. Sesuai dengan pendapat Fessenden (1986) yang menyatakan bentuk rantai heliks ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodin yang dapat masuk ke dalam spiralnya sehingga menyebabkan warna biru tuapada kompleks tersebut.
VI. Kesimpulan dan Saran
6.1 kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, atau senyawa hasil hidrolisis keduanya. Pengujian karbohidrat dengan uji kualitatif dapat dilakukan dengan uji Benedict, dan uji Iodin. Uji Benedict digunakan untuk mengidentifikasi jenis karbohidrat berdasarkan gula pereduksi dan hasilnya mangga terdapat endapan berwarna oren, tepung beras terdapat endapan berwarna biru, tepung kanji tidak terdapat endapan berwarna biru, tepung terigu terdapat endapan erwarna biru tua. Uji Iodin untuk mengidentifikasi polisakarida dan hasilnya tepung terigu, tepung kanji, tepung beras berwarna ungu muda dan mangga berwarna kuning.
6.2 Saran
Saat melakukan praktikum, para praktikan harus mengikuti arahan dari dosen ataupun asisten laboratorium agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian alat-alat laboratorium. Praktikan harus memeriksa terlebih dahulu alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum agar pada saat akan digunakan alat-alat tersebut dapat berfungsi secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muhammad Nur. Studi Perbandingan Kinetika Reaksi Hidrolisis Tepung Tapioka dan Tepung Maizena dengan Katalis Asam Sulfat. Diss. Politeknik Negeri Sriwijaya, 2014.
Fessenden. 1986. Dasar-Dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara : Jakarta.
Hawab, HM. 2004. Pengantar Biokimia. Bayu Media Publishing : Jakarta.
Poedjiyadi, Anna. 2006. Dasar-DasarBiokimia. UI-Press : Jakarta.
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Komentar
Posting Komentar