UJI CEMARAN BAKTERI PADA SAMPEL JAMU

LAPORAN PRAKTIKUM


MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI


 

UJI CEMARAN BAKTERI PADA


SAMPEL JAMU


     



DISUSUN OLEH :

NAMA                              :

Sari Surya Guma sri

NPM                                 : F0I020056

Kelas                                 : 1B

Nama Dosen                      : Apt., Suci Rahmawati, M.Farm

LABORATORIUM  MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

 

         


 


I. Tujuan

Untuk mengetahui kadar dan prinsip uji cemaran bakteri dengan menggunakan sampel jamu serbuk.           


II.Landasan Teori

Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya. Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler bersel tunggal, prokariota/prokariot,tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil). Infeksi bakteri adalah masalah kesehatan yang disebebkan oleh bakteri yang dapat menyerang seluruh organ tubuh. Demam, batuk, hingga peradangan seperti nyeri merupakan gejala yang dapat dialami manusia.

ALT (Angka Lempeng Total) adalah metode kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel. Uji angka lempeng total (ALT) menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni (Cfu) per ml/gram atau koloni/100ml. Cara yang digunakan untuk uji angka lempeng total (ALT) antara lain dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar (BPOM,2008). Untuk memenuhi persyaratan statistik cawan yang dipilih untuk perhitungan koloni yang mengandung antara 30-300 koloni.

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Dalam bahan pangan, tentu saja belum sepenuhnya steril dan masih dimungkinkan terdapat suatu koloni bakteri, oleh sebab itu perlu dilakukan pengujian bahan makanan (Fardiaz, 1992). Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai uji yang menggunakan uji fisik,uji kimia,uji mikrobiologi,dan uji organoleptik. Uji mikrobiologi merupakan salah satu uji yang penting karena selain dapat mengetahui daya tahan simpan suatu makanan juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi makanan atau indikator produk keamanan makanan (Arifanto, 2008). Cemaran merupakan bahan kimia, fisik, biologik yang keberadaannya dalam pangan pada batas tertentu dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan. Cemaran mikroba merupakan mikroba yang keberadaanya dalam pangan pada batas tertentu dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan (Pratiwi, 2008). Prinsip pengujian cemaran mikroba yaitu mengamati dan menghitung pertumbuhan mikroba berupa jumlah koloni setelah dilakukan pengenceran pada sampel yang dituangkan pada media plate agar dan diinkubasikan pada media dan suhu yang sesuai (Pelczar dkk., 2008).

Uji angka lempeng total (ALT) merupakan metode perhitungan jumlah sel tampak (visible) dan didasarkan pada asumsi bahwa bakteri hidup akan tumbuh, membelah, dan memproduksi satu koloni tunggal. Adanya jumlah angka lempeng total yang ditemukan pada suatu sampel dapat dijadikan acuan bahwa sampel tersebut masih layak untuk dikonsumsi atau tidak. Satuan perhitungan yang dipakai adalah CFU (Colony Forming Unit) dengan cara membuat seri pengenceran sampel dan menumbuhkan sampel pada media padat. CFU merupakan unit-unit/satuan pembentuk koloni. Yang dimaksud satuan pembentuk koloni adalah sel tunggal atau sekumpulan sel yang jika ditumbuhkan dalam cawan akan membentuk satu koloni tunggal. Pada dasarnya sel tersebar homogen pada sampel, tetapi ada jenis bakteri yang memang pembelahan selnya dapat terpisah baik sehingga tersebar merata tiap sel dan ada pula bakteri yang setelah membelah sel anakan masih menempel pada induknya, seperti halnya yang terjadi pada streptococcus, diplococcus, sarcina dan lain-lain, sehingga penyebarannya berkelompokkelompok. Pada jenis yang seperti ini jika tersebar merata dalam kelompokkelompok sel maka pertumbuhan menjadi koloni tunggal bukan berasal dari satu sel saja melainkan dari beberapa sel. Uji angka lempeng total dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik cawan tuang (pour plate) dan teknik sebaran (spread plate). Metode penentuan angka lempeng total ini digunakan untuk menentukan jumlah total mikroorganisme aerob dan anaerob (psikrofilik, mesofilik dan termofilik). Psikofilik adalah kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu kurang dari 20°C, mesofilik adalah kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu 20 °C-40°C, dan termofilik adalah kelompok mikroorganisme yang hidup

pada suhu lebih besar dari 40°C. Pada prinsipnya dilakukan pengenceran terhadap sediaan yang diperiksa kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar, jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng plate agar dihitung setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai. Perhitungan dilakukan terhadap cawan petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300. Jika jumlah koloni kurang dari 30 maka dianggap cemaran dan tidak absah dihitung secara statistik. Sedangkan jika jumlah koloni tinggi atau lebih dari 300 koloni maka sulit untuk dihitung sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan perthitungan yang besar karena terjadinya persaingan diantara koloni. Titik angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan dikalikan dengan faktor pengenceran. Jumlah angka lempeng total memenuhi aturan Departemen Kesehatan RI jika kurang dari 106 koloni per gram atau per ml. (Brooks dkk., 2001). 

Keuntungan dari metode pertumbuhan agar atau metode uji Angka Lempeng Total adalah dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan. Keuntungan lainnya dapat diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam media. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah koloni dari beberapa mikroorganisme terutama dari contoh bahan pangan, kadang-kadang menyebar di permukaan media agar, sehingga menutupi pertumbuhan dan perhitungan jenis mikroba lainnya (Hadioetomo, 1993). Uji Angka Kapang/Khamir (AKK) adalah suatu uji cemaran mikroba yang dilakukan dengan menghitung jumlah koloni kapang dan khamir yang terdapat dalam sampel yang diperiksa setelah cuplikan diinokulasikan pada media yang sesuai dan mengalami inkubasi pada suhu 20-25oC. 

Tujuan uji ini adalah untuk memberikan jaminan bahwa sediaan sampel tidak mengandung cemaran fungi melebihi batas yang ditetapkan karena berpengaruh terhadap stabilitas sediaan dan aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan. Setiap sediaan mensyaratkan batas angka kapang/khamir tertentu yang masih dianggap aman. Perhitungan dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni 40-60 buah. Angka kapang/khamir dinyatakan sebagai jumlah koloni kapang/khamir hasil perhitungan dikalikan faktor pengenceran. Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan batas angka kapang/khamir tertentu yang masih dianggap aman untuk dikonsumsi, yaitu < 104 koloni/ml. Pada prinsipnya pengujian AKK sampel sama halnya seperti ALT dilakukan pengenceran hingga 10-4. Hal ini dikarenakan apabila pengenceran tidak dilakukan, maka koloni yang akan tumbuh akan semakin pekat dan sulit dihitung jumlah yang nantinya akan menyulitkan proses perhitungan jumlah koloni. Prinsip dari pengenceran ini adalah diperolehnya individu fungi yang tumbuh secara terpisah dan tampak pada cawan setelah inkubasi (Beishir, 1991). Pengenceran adalah suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan. Pengenceran suatu sampel dilakukan dengan menggunakan pelarut aquadest steril. Hal ini karena jika pelarut yang digunakan telah steril maka tidak akan mempengaruhi hasil uji yang dilakukan. Bahan yang diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel mikroba per mil atau per gram, memerlukkan perlakuan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium plateagar didalam cawan petri, sehingga setelah inkubasi akan terbentuk koloni pada cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung, dimana jumlah yang terbaik adalah diantara 30 sampai dengan 300. Pengambilan contoh dilakukan secara aseptis dan pada setiap pengenceran dilakukan pengocokan kira-kira sebanyak 25 kali untuk memisahkan sel-sel mikroba yang bergabung menjadi satu. Pengenceran secara desimal yaitu seperti 1:10, 1:100, 1:1000, memudahkan dalam perhitungan jumlah koloni, sedangkan pengenceran yang bukan secara desimal, misalnya 1 : 5,1 : 25, dan seterusnya jarang dilakukan karena tidak praktis dalam perhituntannya. Untuk mengetahui jumlah mikroba pada permukaan luar bahan, contohnya dapat dilakukan dengan metode gores/swab (Pratiwi, 2008).

 


 


 


 


 

Alat dan Bahan

Ø Alat

1.      pipet tetes

2.      tabung reaksi

3.      rak tabung reaksi

4.      gelas ukur

5.      beaker glass

6.      cawan petri

7.      busen

8.      timbangan

9.      kertas perkamen


Ø  Bahan

1.      natrium agar (NA)

2.      aq dest

3.      jamu

4.      alkohol


4. Prosedur Kerja

  1. Siapkan alat dan bahan
  2. Lakukan sterilisasi alat yang akan digunakan
  3. Timbang sampel jamu sebanya 1 gram.
  4. Ukur aquadest sebanyak 10 ml lalu masukkan ke dalam beaker glass. Kemudian masukkan jamu ke dalamnya.
  5. Homogenkan dengan vortex mixer.
  6. Masukkan NA ke cawan petri lalu ratakan.
  7. Lakukan pengenceran untuk sampel 10^-1 dengan cara larutkan aquadest sebanyak 9 ml dan sampel jamu sebanyak 2 tetes.
  8. Kemudian untuk pengenceran 10^-2 dengan cara masukkan aquadest 9 ml dan sampel pengenceran 10^-1 2 tetes. Homogenkan dengan vortex mixer. Jangan lupa beri label.
  9. Teteskan sampel sebanyak 2 tetes ke cawan petri ratakan.
  10. Setelah sampel memadat masukkan ke dalam incubator dengan suhu 30 derajat celcius selama 1 x 24 jam dengan kondisi terbalik.


 

V. Hasil dan Pembahasan

5.1 hasil

Gambar

Keterangan



Hasil uji cemaran akteri pada sampel 10



Hasil uji cemaran akteri pada sampel 10-1





Hasil uji cemaran akteri pada sampel 10-2



5.2 Pembahasan

   Cemaran mikroba merupakan mikroba yang keberadaanya dalam pangan pada batas tertentu dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan.

   ALT (Angka Lempeng Total) adalah metode kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel. Uji angka lempeng total (ALT) menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni (Cfu) per ml/gram atau koloni/100ml. Cara yang digunakan untuk uji angka lempeng total (ALT) antara lain dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar (BPOM,2008). Untuk memenuhi persyaratan statistik cawan yang dipilih untuk perhitungan koloni yang mengandung antara 30-300 koloni.

   Pada praktikum ini menggunakan metode sebar sehingga didapatkan biakan bakteri pada jamu Ketika sudah diinkubasi selama 24 jam. Bakteri yang dihitung adalah bakteri yang masih hidup dengan bantuan coloni counter

    Jika dilihat dari gambar hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa koloni bakteri yang banyak ada pada sampel pengenceran 10^-1 dibandingkan dengan kultur 10 dan sampel pengenceran 10^-2. 

 Pengenceran dilakukan karena mikroorganisme yang tumbuh akan semakin pekat dan sulit dihitung jumlah yang nantinya akan menyulitkan proses perhitungan jumlah koloni.Namun dalam melakukan pengenceran sebaiknya jangan buat pengencetan terlalu tinggi karena  akan membuat lempengam dengan koloni bakteri yang rendah (<30) karena lempengan demikian tidak sah dalam statistik untuk digunakan dalam perhitungan

















VI. Kesimpulan dan Saran

6.1 Kesimpulan

Cemaran mikroba merupakan mikroba yang keberadaanya dalam pangan pada batas tertentu dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan.

ALT (Angka Lempeng Total) adalah metode kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel. Uji angka lempeng total (ALT) menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni (Cfu) per ml/gram atau koloni/100ml. Cara yang digunakan untuk uji angka lempeng total (ALT) antara lain dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar (BPOM,2008). Untuk memenuhi persyaratan statistik cawan yang dipilih untuk perhitungan koloni yang mengandung antara 30-300 koloni.

6.2 Saran

Sebaiknya praktikan melakukan praktikum dengan teliti dan selalu menjaga kebersihan dan kesterilan ketika praktikum di laboratorium










Daftar pustaka

Arifanto, 2008.Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan. Bandung : Farmasi FMIPA ITB. 

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 

Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

 Katzung, B.G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik : Reseptor- reseptor Obat dan Farmakodinamik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

 Pelczar, Michael J. dan E. C. S. Chan, 2008. Dasar-dasar Mikroorganisme. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

 Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangg

Komentar

Postingan Populer